hai, selamat bertemu kembali senja.
Secangkir teh ini yang sembari menemaniku bersama rintik-rintik hujan.Moment-moment seperti inilah yang selalu aku benci. Duduk terdiam di teras rumah sembari menikmati aroma hujan dan menyadari bahwa tak ada lagi sosokmu dipelukku. Waktu serasa berlari begitu cepat saat aku sedang bersamamu. Setiap detik yang kulalui terasa sangat berarti saat sosokmu masih berada disini, didekapku. Lengkungan di bibirmu yang seolah selalu bisa menenangkanku kini mulai memudar menghilang pergi melayang meninggalkanku tanpa acuh. Dekapmu yang dulu selalu menjadi penghangatku kini seolah mulai berubah, mencair, tak sehangat dulu lagi. Aroma parfum yang memenuhi setiap sudut ruangan yang kini hampir tak tercium lagi olehku. Belaian lembutmu yang selalu menentramkanku kini telah hilang, lenyap. Setiap langkah yang ku tapak an seolah tak pernah terasa berat saat sosokmu masih berada disini bersamaku, namun itu dulu saat aku masih menjadi seorang yang penting bagimu.
Sekelebat bayangan itu menghalangi penglihatanku, bayangan seorang anak laki-laki berbadan gagah yang semakin lenyap dari pandanganku. Namun tiba-tiba bayangan itu berbalik arah menengok kearahku, ia tersenyum kepadaku. Senyumnya manis, menentramkan. Tetapi bayangan anak itu tak lagi sendiri, ada bayangan lain disana yang menggenggam erat tangannya. Ah ternyata bayangan itu adalah dia, dia bersama wanitanya yang telah merenggut tempatku. Suasana terasa membeku, aku hanya terdiam terpaku meratapi keadaan, mencoba mengikhlaskan semuanya. Dan ia pun berlalu begitu saja tanpa sepatah katapun sempat terucap.
Ah sudahlah, tak ada gunanya juga terlalu berlarut-larut seperti ini, toh ini tidak akan membuatnya kembali lagi disini bersamaku.







